Monday 27 February 2017

Ayah..! Rawatlah Cinta di Rumah mu

Sebuah cinta ibarat pohon, jika ia dibiarkan maka akan kering dan layu, jika ia disiram dan dirawat maka ia akan tumbuh dengan lebat, berbuah dan memberi manfaat. Sebuah cerita yang saya baca didalam buku membangun surga dirumah semoga bermanfaat. Suatu ketika ada seorang ayah yang mulai bosan dengan rumah tangganya. Kehidupan keluarga yang ada hanya sebuah keributan tanpa ada kasih sayang, istrinya pun setiap kali meminta cerai kepadanya, hingga perasaan mereka pun menjadi hambar. Seorang ayah ini pun memutuskan untuk mencari kebahagiaan diluar rumah, dan mulai menabur benih cinta disana. Tapi apa yang ia tabur tak memberikan apa yang ia harapkan. Lantas ia pun mulai bertanya; Pernahkah ia merasakan kebahagiaan setiap kali ia menabur benih cinta diluar rumah? Ataukah hal itu hanya fatamorgana?

Petualangan hawa nafsunya pun mulai ia hentikan karena tak memberikan ketenangan dan kebahagian. Ia pun mulai memikirkan keluarganya dan ia pun mulai membenahi keluarganya. Awalnya ia melakukan sesuatu yang sangat Ringan, Ia mulai mendengarkan keluh kesah istrinya, ia mulai dengan menanyakan kabar istrinya, ia yang memulai meminta maaf jika ada pertengkaran. Singkat cerita sang ayah ini pun menemukan apa yang sudah lama hilang didalam dirinya dan mampu merajut untaian-untaian mutiara yang sudah mulai terlepas satu persatu.


Wahai ayah, Cinta itu bukanlah sesuatu yang hadir dengan tiba-tiba dan hilang begitu saja. Tapi cinta itu ada karena dihadirkan. Dihadirkan dengan ilmu dan usaha. Janganlah engkau hancurkan keluargamu sendiri dengan acuh tak acuh dengan permasalahan yang ada. Dengan menyerahkan seluruh permasalahan keluarga dipundak istri saja. Istri anda adalah makhluk yang lemah, makhluk yang kuat jika anda ada bersamanya. Bangunlah keluarga bersama istri anda, hingga keluarga anda mampu memberikan manfaat yang lebih luas karena kebahagian rumah tangga anda.

Penulis : Abu Umar
Sumber : Membangun Surga Di Rumah Kita
Follow Ig : @ummuwaabuumar

Blogspot : ummuwaabuumar.blogspot.com
selengkapnya...

Saturday 4 February 2017

Mendidik Anak Dengan Fitrah Jauh Lebih Mudah

Oleh : Ustadz Harry Santosa



Mendidik anak itu seharusnya mudah.
Mendidik anak menjadi shalih seharusnya mudah.
Mendidik anak menjadi cinta dan taat kepada Allah seharusnya mudah.
Mendidik anak agar suka belajar dan bernalar sepanjang hidupnya seharusnya mudah
Mendidik anak agar kelak suka berinovasi dan mampu melestarikan bumi seharusnya mudah
Mendidik anak agar kelak punya karya solutif dan peran peradaban spesifik terbaik seharusnya mudah
Mendidik anak agar menyukai harmoni dan menebar kedamaian bagi sesama dan semesta seharusnya mudah
Mendidik anak agar kelak menjadi lelaki dan wanita sejati lalu menjadi ayah ibu sejati terbaik bagi anak anaknya seharusnya mudah.
Mendidik anak agar kelak menjadi pemimpin yang beradab, adil dan penuh empati pada rakyatnya seharusnya mudah

Bagaimana tidak?

Bukankah Allah sudah menginstal begitu banyak potensi fitrah sejak mereka lahir?
Bukankah setiap anak punya kapasitas cukup untuk menjadi Khalifah karena begitullah mereka ditugaskan demikian?
Bukankah Allah sudah memberi begitu banyak hikmah kepada para orangtua setara dengan amanah anaknya?
Bukankah Allah pasti memberi hikmah bag orangtua yang sungguh sungguh mensyukuri fitrah diri dan anak anaknya?
Bukankah Allah sudah menurunkan Kitabullah sebagai panduan untuk menyempurnakan fitrah yang tumbuh paripurna?
Bukankah Allah sudah menundukkan alam agar manusia banyak belajar, melahirkan pengetahuan sehingga mampu mengambil manfaatnya?

Lalu mengapa yang kita temui adalah kesusahan?
Barangkali karena…

Kita tidak yakin bahwa tiap anak sudah memiliki banyak fitrah yang baik
Kita tidak yakin bahwa anak punya kapasitas cukup untuk menjalankan peran kekhalifahannya
Kita tidak bersyukur pada fitrah diri dan fitrah anak anak kita
Kita seolah menjadi Tuhan yang Tahu Segala sehingga banyak mengintervensi fitrah
Kita tidak menggunakan Kitabullah untuk memandu fitrah, dan kita tidak menumbuhkan fitrah agar bisa dipandu Kitabullah
Kita tidak menginteraksikan fitrah anak anak kita dengan potensi alam dan kehidupan sehingga fitrah menjadi tumpul mandul

Mari kembalilah kepada Fitrah.
Kembalilah kepada fitrah peran mendidik anak sendiri
Jadilah orangtua yang rileks dan optimis pada fitrah diri dan fitrah anak anaknya.
Yakinlah tiada anak yang dilahirkan jahat.  Tiada anak yang berdoa agar menjadi nakal dan masuk neraka.
Yakinlah tiap diri kita dan tiap anak kita pasti punya peran istimewa yang ditunggu dunia
Syukurlah pada karunia fitrah diri kita dan fitrah anak anak kita agar diberi banyak hikmah dan berkah
Ingat ingat dan sebut sebutlah banyak banyak nikmat Tuhanmu

Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

selengkapnya...

Tuesday 31 January 2017

Bagaimana bila Anak Anda mengalami Terdemotivasi?

Salah satu penyebab hilangnya kemampuan anak adalah hilangnya motivasi. Hilangnya motivasi anak banyak disebabkan tidak adanya prestasi yang dibanggakan. Untuk itu pentingnya orang tua memiliki siasat agar anak bisa mendapatkan prestasi atau karya yang bisa dibanggakan, salah satunya dengan cara Quick wins.


Apa itu quick wins? Quick wins adalah pemberian apresiasi atas prestasi-prestasi kecil atau jangka pendek sehingga memberikan efek rasa bahagia dan percaya diri. efek rasa bahagia dan percaya diri ini yang menyebabkan seorang anak merasa lebih terpacu untuk mendapatkan prestasi-prestasi yang lebih menantang. Inilah yang  menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi lebih cepat dibanding biasanya.
Contoh quick wins apa saja? Anak bisa diberikan pekerjaan rumah atau membeli sesuatu, dan berikan setidaknya ucapan terimakasih dan rasa bangga kepada anak anda, bisa juga anda berikan tugas untuk membuat rencana perjalanan dan diberikan apresiasi atas usahanya, bisa juga diberikan apresiasi karena shalat tepat waktu dll intinya dalam quick wins adalah kita harus melihat sedetil-detilnya seremeh-remehnya apa yang dilakukan anak kita, selama bermanfaat kita harus memberi apresiasi kepada mereka.

Orang tua boleh fokus kepada pencapaian-pencapaian besar yang akan diraih oleh anak kita. Namun kita mesti ingat, untuk mencapai hal-hal besar, Orang tua perlu menghadirkan quick wins kepada anak. Sudahkah anda mencobanya?


Penulis : Abu Umar
Blogger : ummuwaabuumar.blogspot.com
Instagram : ummuwaabuumar

Sumber : (jamil azzaini (Kubik.co.id))
selengkapnya...

Wednesday 18 January 2017

Resensi Buku Membangun rumah di Surga

Menjadi seorang ayah memang tidak mudah. Dibutuhkan ilmu dan kesabaran yang ekstra. Dan kunci keberhasilan keluarga ada ditangan ayah, karena fungsi ayah tidak hanya memberi kebutuhan fisik tetapi juga mendidik keluarganya. Didalam buku membangun Rumah disurga karangan Amru Khalid banyak di jelaskan bagaimana peran Ayah dalam membangun Rumah tangga. Buku yang sangat praktis dan mudah dicerna karena dijelaskan tidak hanya sebatas teori, tetapi banyak menceritakan kisah-kisah nyata berikut penyelesaian-penyelasaian dan hasil pencapaian-pencapaiannya. Buku yang harus dibaca oleh seorang Ayah, karena isinya yang sangat relevan dengan kejadian yang ada pada keluarga di Indonesia.  Berikut ini sedikit cuplikan dari buku membangun Rumah disurga karangan Amru Khalid dengan sedikit perubahan dari penulis, semoga bermanfaat.



kisah ini menceritakan seorang ayah yang super sibuk, karena himpitan ekonomi yang mebuatnya tak cukup waktu untuk bercengkrama dengan anaknya. Dia tak pelit dengan masalah uang karena perusahaannya selalu berkembang, tapi yang jadi maslah adalah waktu. Dia terpaksa harus berangkat sebelum anaknya bangun dan pulang setelah anaknya tertidur. Hal ini dilakukannya karena perusahaannya sedang memiliki proyek baru yang harus segera diselesaikannya.
Karena desakkan dari istrinya, dia akhirnya mau memberikan waktunya untuk anaknya. Dia heran ketika dia ingin pergi berpisah dengan anaknya dan segera kembali kekantornya, dia ditanya oleh anaknya, Ayah tinggal dimana? Dia heran, dan sedikit terguncang mendengar pertanyaan anaknya. " saya tinggal disini bersama kalian anakku," jawab dia untuk meyakinkan anaknya, tapi hasil usahanya untuk meyakinkan anaknya tak menghasilkan apa yang dia harapkan.
keesokan harinya lebih membuat dia terkejut, karena sang anak tiba-tiba datang kekantornya dan kebetulan dia sedang sibuk mencari dokumen daftar-daftar orang penting yang ingin ditemuinya. Karena melihat ayhanya yang sibuk sianak bertanya kepada ayahnya," Ayah sedang mencari apa?", dia pun menjawab dengan terus terang, lalu anaknya bertanya lagi," Apakah ada namaku di daftar orang yang Ayah akan temui?,"
Semakin sedih hati dia mendengar pekataan anak-anaknya, akhirnya dia bertekad untuk merubah hidupnya, dia berusaha untuk meluangkan waktu untuk keluarganya.

Uang bukanlah segalanya Ayah, walupun memang kita membutuhkannya. Tapi apa yang sebenarnya kita cari? bukankah kita mencari kebahagian didunia dan di akhirat? bukankah kita mencari surga sebelum surga itu dibentangkan? bukankah kita mencari masa depan untuk keluarga kita? Tapi kenapa semua itu engkau sia-siakan hanya karena uang, yang engkau pikir uang adalah segalanya. Berilah waktu walu sedikit untuk menanyakan kabar keluargamu, berikan waktu sedikit untuk mendengarkan keluh kesah anak dan istrimu, berilah waktu sedikit untuk menasehati mereka. Karena dengan itu anda sudah berkontribusi untuk dunia

silahkan dishare bila bermanfaat, terimakasih
selengkapnya...