Monday 26 October 2015

Apa itu Homeschooling

Istilah Homeschooling bermula dari gerakan Growing Without Schooling (GWS-Tumbuh Tanpa Sekolah). GWS ini didirikan oleh John Holt akibat dari ketidakpuasannya terhadap sistem pendidikan yang sudah ada. John Holt memulai gerakan ini dengan menyebarkan pemikirannya melalui buletin. Gerakan ini menganjurkan anak-anak untuk keluar dari sekolah dan di didik di rumah, orang-orang biasa menyebutnya dengan Sekolah di Rumah atau Homeschooling. Gerakan ini disambut sangat antusias oleh sebagian besar warga Amerika saat itu karena memang kurikulum dari pemerintah sering berganti dan tidak memberikan perubahan yang baik. 

Tujuan keluarga memilih Homeschooling karena keluarga memiliki idealisme, visi dan misi yang tidak bisa diperoleh dari sekolah umum. Fakta tersebut akhirnya mendorong para orang tua untuk mengarahkan sepenuhnya kurikulum pembelajaran bagi anak. Kegiatan homeschooling itu sebagian besar dilakukan dirumah. Kegiatan itu bisa berupa pembentukan karakter (adat istiadat dan sopan santun), kemandirian (mencuci baju, mencuci piring, menyapu dll), manajemen (membuat anggaran belanja bulanan, membuat rancangan perjalanan dll), belajar menghitung (belanja, membuat kue dll), pengalaman (mengajak anak ketempat kerja, mengajak anak untuk bakti sosial, kerjabakti dll), membaca dll. Karena sebagian besar kegiatan berada dirumah hal yang mustahil bila kegiatan homeschooling tidak didampingi oleh orang tua. Homschooling sendiri tidak bisa lagi dilakukan ketika orang tua sudah tidak mampu memfasilitasi bertambahnya keilmuan anak. Biasanya orangtua akan menitipkan anak pada lembaga atau orang yang lebih profesional sesuai minatnya.

Banyak lembaga yang mengaku dirinya adalah Homeschooling. Akan tetapi menurut konsep dan sejarahnya Homeschooling sendiri bukanlah lembaga melainkan pendidikan yang dilakukan di rumah dan orang tua lah sebagai pendidiknya. Sehingga lembaga seharusnya disebut sekolah yang fleksibel bukan Homeschooling karena hanya jam sekolah saja yang dikurangi dan waktunya yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan sang murid tetapi kurikulumnya tetap mengikuti kurikulum yang berlaku (kurikulum pemerintah). Memang ada lembaga  yang benar-benar memegang prinsip-prinsip Homeschooling, akan tetapi status mereka hanyalah sebagai pembantu kepengurusan kelegalan seperti kejar paket A atau sebagai wadah komunitas Home schooling saja dan bukan sebagai pengatur atau penentu kurikulum pendidikan dalam keluarga. 



Gambar (healthimpactnews.com)




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment