Sebenarnya asal kata "diare" itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya "mengalir terus". Kondisi diare biasanya terjadi tiba-tiba ditandai dengan konsistensi (tekstur) tinja yang encer dan frekuensi BAB yang lebih sering daripada biasanya. Pemicu diare pada balita biasanya akibat infeksi usus, infeksi lambung, flu, dan tidak bisa menerima makanan baru.
Tanda-tanda yang bisa kita amati pada tinjanya yaitu :
- Berair
- Berwana hijau
- Frekuensi BAB lebih sering
- Kadang muncul bercak darah
- Ada ruam merah muda di sekitar anus
Hampir kebanyakan kasus diare yang terjadi itu karena gangguan sementara dan bukan masalah medis. Kejadian itu bisa segera hilang dengan pemberian cairan ekstra dan perubahan sedikit pada menu makanan balita.
Hal paling penting yang perlu diperatikan saat anak diare adalah DEHIDRASI. Kondisi dehidrasi bisa menyebabkan keseimbangan cairan elektrolit di tubuh anak terganggu. Apabila kondisi ini terganggu akibatnya fatal karena akan mengakibatkan organ tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik bahkan pada kasus dehidrasi berat yang tidak ditangani serius mengakibatkan kematian pada anak.
Mengapa anak bisa dehidrasi saat diare? karena saat diare cairan tubuh anak akan keluar lebih banyak dari biasanya diakibatkan kondisi perut dan ginjal yang tidak sehat. Sedangkan perut dan ginjal yang sehat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Gambar (Google.com)
Beberapa hal yang bisa dilakukan saat menangani anak diare yaitu :
1. Cari penyebabnya
Cek apakah ada makanan jenis baru yang ia makan
Cek apakah ada perubahan dari minum susu formula ke susu sapi -- dari ASI ke susu formula
Cek apakah anak flu atau demam
Bila terkait perubahan makanan maka kembali ke menu awal dan hilangkan makanan yang dicurigai. Biasanya tinja akan berubah kembali normal dalam waktu dekat setelah menghilangkan makanan penyebab diare. Bila anak demam/flu mungkin diarenya karena infeksi (lihat disini)
2. Tentukan tingkat kegawatan diare dan dehidrasi
Amati kondisi anak apakah ada perubahan yang signifikan. Bila kita memiliki timbangan di rumah, sebaiknya ditimbang setiap hari agar bisa tahu berapa banyak penurunan berat badannya. Bila tidak ada berat yang hilang secara signifikan maka kita tidak perlu cemas.
3. Hindari makanan yang bisa menimbulkan iritasi
Bila anak muntah-muntah hindari makanan padat - susu (kecuali ASI) - makanan instan.
Bila anak diare ringan hindari produk olahan susu - makanan kadar lemak tinggi - sari buah
Bila anak diare berat hentikan semua makanan (kecuali ASI)
4.Hindari sari buah
Sari buah dihindari karena banyak mengandung sorbitol (gula yang tidak diserap usus) dan bisa memperburuk diare.
5. Hindari larutan mendidih
Larutan mendidih, terutama susu dan gula yang didihkan bisa memperburuk dehidrasi
6. Cegah dehidrasi
Bila anak sudah tidak minum ASI maka berikan larutan elektrolit oral. Tanyakan aturan pakai dan dosisnya pada apoteker atau baca pada kemasannya. Biasanya anak tidak mau minum elektrolit karena rasanya yang aneh bagi mereka. Trik yang bisa dilakukan yaitu berikan sedikit demi sedikit tetapi sering.
7. Tetap berikan ASI
ASI tetap menyediakan kebutuhan cairan bagi bayi anda. Selain itu ASI juga dapat memberikan kenyamanan pada bayi anda sehingga dapat mengurangi rasa sakit pada perutnya. Pastikan ibu tercukupi kebutuhan nutrisinya, supaya bayi anda bisa meminum ASI sepuasnya.
8. Kembali ke menu makanan reguler
Saat diare telah berhenti kita bisa kembali ke menu makanan rutinnya. Hindari susu sapi sampai diare berhenti dan saat pemulihan bisa diberikan yoghurt.
No comments:
Post a Comment