Friday 9 October 2015

Ketika Bermain Bersama Anak adalah Sunnah Rasul

Jauh sebelum para peneliti Barat mengungkapkan bahwa bermain itu penting bagi anak, Rasulullah SAW telah memahami hal itu. Dikisahkan pada suatu ketika Rasulullah tidak melarang Aisyah ra bermain dengan boneka. Di lain waktu beliau juga bercanda dengan seorang anak yang bernama Abu Umair ketika ia sedang bermain dengan hewan peliharaannya.

Rasulullah tidak melarang mereka bermain karena beliau menyadari bahwa seorang anak belajar mengenal dunia ini lewat bermain. Jiwa anak-anak pada periode usia emas (golden age) masih bersih dan lembut sehingga memudahkan bagi seorang anak untuk menyerap segala ilmu. Pada prinsipnya dalam proses bermain seorang anak harus merasa senang dan tidak ada paksaan dari siapapun.


Dimanakah Peran Kita Sebagai  Orang Tua?

Sebagai orang tua, kita berperan untuk memilih dan menyediakan media bermain anak. Sebaiknya mainan yang diberikan kepada anak adalah mainan yang efektif dan edukatif (lihat disini) sehingga tepat untuk merangsang kecerdasan berfikirnya

Rasulullah SAW pun telah memahami bahwa peran orang tua dalam bermain bukan hanya sekedar memilih dan membelikan tetapi lebih dari itu. Orang tua juga harus menyediakan waktu untuk menjadi teman bermain bagi anak. Dalam kisah banyak disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyempatkan bermain bersama dengan anak-anak seperti diriwayatkan berikut ini :

"Kami bersama Rasulullah saw dan beliau mengundang kami untuk makan. Sementara itu, cucunya Husain sedang bermain di jalan bersama anak-anak lainnya. Lalu, Nabi saw segera menuju ke arahnya. Beliau membentangkan tangannya dan membuat Husain lari kesana kemari. Dan Nabi saw mengajaknya bermain dan bercanda sehingga ia (Husain) bisa menangkap Nabi saw. Setelah itu Nabi saw meletakkan salah satu tangan didagunya dan yang satunya diantara kepala dan kedua telingaya. Kemudian beliau memeluk Husain dan menciuminya sambil berkata "Husain adalah bagian hidupku dan aku pun bagian dari hidupnya. Allah akan mencintai siapa saja yang mencintainya. Hasan dan Husain adalah dua cucuku dari cucu-cucuku yang lain
(HR. Bukhari- Hadis Hasan)

Sikap Rasulullah yang begitu dekat dengan anak anak, bercengkerama dan menyesuaikan diri menjadi anak yang sebaya ketika bermain itu membuktikan bahwa Rasulullah SAW sedang membina aspek psikologis anak. Itulah cara beliau berinteraksi dengan anak anak sehingga membuat hubungan menjadi dekat.

 Gambar (muslimstickers.com)

Bermain bersama anak bukan hanya menjadi kewajiban kita tapi itu adalah bagian dari sunnah Rasulullah yang ternyata memiliki banyak manfaat yaitu :
  • Membangun jiwa anak
  • Membuat hubungan orang tua dan anak semakin dekat
  • Membuat anak menjadi lebih bahagia dan percaya diri
  • Menciptakan memori/kenangan indah untuk anak
  • Mengenal anak lebih baik sehingga memunculkan potensi dirinya
  • Merangsang kecerdasan
  • Membuat anak tidak frustasi
  • Membuat orang tua lebih memahami perkembangan kemampuan anak

Sebuah pengingat bagi kita para orang tua bahwa "Mainan hanyalah sarana bagi anak-anak kita untuk belajar, keterlibatan orang tua dalam proses bermain anaklah yang utama dan berperan penting bagi tumbuh kembangnya"

Jika Rasulullah SAW manusia yang paling sibuk urusannya saja menyempatkan bermain bersama anak anak apakah kita umatnya tidak bisa menyempatkan waktu untuk bermain bersama anak-anak kita?

Wallahu a'lam  bish-shawab



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment